Secara garis besar
bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Bahan pangan asal tumbuhan (nabati)
Bahan pangan nabati adalah bahan-bahan makanan yang berasal dari tanaman
(bisa berupa akar, batang, dahan, daun, bunga, buah, atau beberapa bagian dari
tanaman bahkan keseluruhannya) atau bahan makanan yang diolah dari bahan dasar
tanaman.
2. Bahan pangan asal hewan (hewani)
Bahan pangan hewani merupakan bahan-bahan makanan yang berasal dari
hewan atau olahan yang bahan dasarnya dari hasil hewan. Bahan pangan hewani
meliputi susu, telur, daging, dan ikan serta produk-produk olahannya yang bahan
dasarnya berasal dari hasil hewani.
v Karakteristik
pembeda bahan pangan hewani dengan bahan pangan nabati antara lain adalah :
No.
|
Pembeda
|
Hewani
|
Nabati
|
1.
|
Daya Simpan
|
Lebih pendek
|
Lebih panjang
|
2.
|
Struktur jaringan
|
Tidak memiliki struktur jaringan
pelindung yang kuat dan kokoh
|
Memiliki struktur jaringan pelindung
yang kuat dan kokoh
|
3.
|
Sifat
|
Lunak dan lembek
|
Tidak lunak dan lembek
|
4.
|
Jaringan penyusunnya
|
Memiliki kesamaan dalam hal jaringan
penyusunnya
|
Memiliki perbedaan dalam hal jaringan
penyusunnya.
-
Susu pada globula lemak
-
Telur pada kuning telur
-
Lemak daging pada jaringan lemak
|
5.
|
Sumber
|
Protein dan lemak
|
Karbohidrat,vitamin, mineral, lemak,
dan protein
|
Pengolahan
penting karena dapat memperpanjang daya simpan, mempertahankan daya tahan,
meningkatkan kualitas dan nilai tambah.
·
SUSU DAN PENGOLAHANNYA
Sebelum susu dibuat olahannya, biasanya dilakukan penanganan segera
setelah pemerahan, yaitu :
1. Penyaringan
Dilakukan
untuk memisahkan bahan bukan komponen susu, menggunakan kain flannel atau
kertas saring.
2. Pendinginan
Dilakukan untuk mencegah bakteri
perusak susu berkembang didalam susu dengan temperatur <10◦C.
3. Pasteurisasi
Dilakukan untuk pemanasan susu
dengan suhu sekitar 60-70◦C dalam waktu tidak lebih dari 30 menit agar bakteri pathogen
mati. Namun untuk bakteri termofili tidak akan mati jika susu yang diperoleh
berasal dari pemerahan yang kotor.
SUSU PASTEURISASI
Bertujuan untuk :
- Membunuh bakteri pathogen, misalnya Mycobacterium tubercolosis
- Membunuh bakteri tertentu dengan mengatur suhu dan waktu pemanasan
- Mengurangi jumlah bakteri dalam susu
- Memperpanjang masa simpan
- Meningkatkan cita rasa susu
- Menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase yang menyebabkan susu mudah rusak.
Pasteurisasi dilakukan dengan cara :
- High Temperature Short Time (HTST) : dengan pemanasan tinggi 72◦C selama 15 detik
- Low Temperature Long Time (LTLT) : dengan pemanasan 62◦C selama 30 menit.
SUSU BUBUK
Merupakan susu yang diuapkan sebanyak
mungkin airnya sehingga kering dan dibuat bubuk.
Proses pembuatannya adalah sebagai berikut :
- Pemanasan pendauluan, bertujuan untuk menguapkan air sehingga tinggal 45-50% pada temperatur antara 65-170◦C sehingga dihasilkan susu kental.
- Pengeringan, ada dua macam, yaitu :
§ Pengeringan
tipe silindris (drum dryer) : terdiri dari 2 silindris yang tertutup tetapi
didalamnya dialiri uap panas 90-150◦C. kedua silindris dalam posisi sejajar dan
berdekatan yang saling berputar. Susu kental dialirkan pada permukaan silindris
kemudian susu akan mengering dipermukaan silindris. Susu kering kemudian
dibersihkan/dikupas dengan pisau. Lama pemgeringan adalah 6-30 detik. Bubuk yang
dihasilkan bersifat kasar tetapi tidak banyak kehilangan daya larutnya
§ Pegeringan
Tipe Semprotan (spray dryer) : susu kental disemprotkan kedalam ruang yang
panas dengan menggunakan alat yang disebut “nozzle”. Suhu pengeringan adalah
538-650◦C dan tekanan untuk menyemprotkan 25 psi. bubuk yang dihasilkan bersift
halus tetapi lebih banyak kehilangan daya larutnya.
Susu bubuk dapat berupa susu penuh yaitu :
- Susu utuh tanpa pemisahan komponennya. Susu bubuk penu mengandung lemak 26% dan kadar air 25%
- Susu bubuk skim : terbuat dari skim dengan kadar air 5%
- Susu bubuk krim : terbuat dari krim dan banyak mengandung lemak
- Susu bubuk whey : terbuat dari whey
- Susu bubuk instan
SUSU KENTAL
Prinsipnya : dengan menguapkan susu
hingga kadar airnya tinggal 40 %.
Proses pembuatannya adalah sebagai
berikut :
- Dipanaskan pada suhu 87,7 – 99◦C
- Suhu pemanasan dinaikkan menjadi 120-140◦C selama 25 detik. Pada tahp ini memungkinkan terjadi perubahan warna susu sehingga perlu ditambahkan asam askorbat 0,01% atau sodium heksametafosfat 0,15%.
- Suhu pemanasan diturunka menjadi 43-57◦C dalam keadaan vakum. Lamanya tergantung kekentalan yang dikehendaki.
- Proses homogenasi untuk menyeragamkan globula-globula lemak dengan tekanan 2500-4000 psi. setelah homogen, susu distandarkan terutama berkaitan dengan lemak (nutrisi) diakhir proses ditambahkan zat penstabil 0,1%
- Proses pengalengan
YOGHURT
Merupakan susu yang difermentasi oleh
bakteri asam laktat. Biasanya ditambahkan dengan bahan cita rasa.
Proses pembuatannya adalah sebagai
berikut :
- Pemanasan 90◦C selama 15- 30 menit : untuk membunuh mikroba. Ditambahkan larutan gelatin 0,1-0,3% panas yang disterilkan pada suhu 120◦C selama 10 menit dengan tujuan sebagai penstabil. Bisa juga ditambahkan gula 11%.
- Pendinginan hingga 43% : untuk memberi kondisi yang optimum bagi bakteri fermentasi Streptococcus thermophilus, Lactobacillus bulgaricus, L. Acidophilus yang ditambahkan sebanyak 2% pada media susu.
- Pemerahan : dilakukan pada suhu 37◦C selama 24 jam, suhu 43◦C selama 3 jam. Kriteria selesainya pemerahan apabila diperoleh pH 4 - 4,5.
lalalalala
BalasHapusBingung gua :v
BalasHapus